:::: MENU ::::

Selasa, 10 Desember 2013

  • 12/10/2013
IHSG menguat tapi rupiah ditutup stagnan. Pasar berspekulasi pengurangan stimulus The Fed lebih awal seiring data AS akhir pekan lalu yang berada di atas ekspektasi.
Analis senior Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, meski stagnan, rupiah sebenarnya masih dalam pelemahan di area ekuilibrium yang pernah tercapai di atas 12.000 per dolar AS. Kondisi ini menandakan dolar AS masih perkasa.
Semua itu, kata dia, terutama akibat data penting AS yang dirilis akhir pekan lalu menunjukkan angka positif di atas ekspektasi. Antara lain, non-farm payrolls AS dan data tingkat pengangguran AS yang mendorong penguatan dolar AS. "Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terlemahnya 11.980 dengan level terkuat 11.920 per dolar AS,
Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (9/12/2013) ditutup stagnan di 11.965/11.980.
Lebih jauh dia menjelaskan, non-farm payroll AS dirilis di atas ekpektasi 203 ribu dari publikasi sebelumnya direvisi 200 ribu. Padahal, ekspektasinya turun ke 180 ribu. "Jadi, data ini naik di atas ekspektasi dan naik di atas revisi bulan sebelumnya," 
Pada saat yang sama, lanjut dia, tingkat pengangguran AS turun dari 7,3% menjadi 7% pada November 2013. "Angka ini juga berada di bawah ekspektasi 7,2%,
Angka 7%, Daru menjelaskan, sudah mendekati target pemerintah AS yang berjanji suku bunga acuan akan terus dipertahankan berada di kisaran 0% hingga tingkat pengangguran di angka 6-6,5%.
Apalagi, data personal consumption expenditures AS juga naik ke level 0,3% dari publikasi sebelumnya dan ekspektasi 0,2%. Membaiknya data AS terus memberikan ruang bagi The Fed untuk mengurangi stimulus moneter lebih cepat dari jadwal Maret 2014.
"Bahkan, sejumlah kalangan, tapering off The Fed itu akan dilakukan pada 17 Desember 2013 sehingga jadi tekanan negatif bagi rupiah,
Tapi, rupiah awal pekan ini hanya stagnan karena dolar AS juga melemah tipis terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa).
Indeks dolar AS melandai ke 80,22 dari sebelumnya 80,25. "Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan melemah ke US$1,3725 dari sebelumnya US$1,3705 per euro,
Dari bursa saham, pengamat pasar modal Sem Susilo mengatakan, respons bursa saham belum maksimal terhadap paket stimulus II dari pemerintah Indonesia. “Mungkin pasar mau melihat respons nilai tukar rupiah terlebih dahulu terhadap paket stimulus lanjutan ini,”
Pada perdagangan Senin (9/12/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 33,55 poin (0,80%) ke posisi 4.214,342. Intraday terendah 4.192,47 dan tertinggi 4.227,232.
Sem menilai paket stimulus ini dari pmerintah terlalu "minimalis". “Akan tetapi, kita tetap apresiasi usaha pemerintah ini, semoga besok ada kabar baik,”
Pemerintah secara resmi mengeluarkan dua kebijakan baru mengenai pengenaan pasal PPh pasal 22 dan fasilitas kemudahan impor untuk tujuan ekspor (KITE). “Paket lanjutan secara rinci mencakup cara mengatasi mengurangi tekanan current account defisit berupa penurunan impor dan menggenjot ekspor
A call-to-action text Contact us