Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi pelemahan rupiah Kamis ini terutama dipicu oleh arus hot money yang lebih selektif. Hal itu, seiring skenario tapering The Fed.
Menurut dia, arus hot money lebih terkonsentrasi ke negara-negara atau pasar aset yang memiliki fundamental lebih baik. "Karena itu, rupiah punya risiko melemah dan menembus 12.020 sedangkan penguatan sudah terbatas di level 11.765 per dolar AS,
Christain menegaskan, jika tidak ada kejutan dari data ekonomi AS yang dirilis, kemungkinan rupiah masih melanjutkan pelemahan Kamis ini. "Yang menjadi fokus pasar adalah laporan jobles claims AS, indeks Chicago PMI, durable goods order, dan sentimen konsumen AS,"
Secara keseluruhan, kata dia, data-data tersebut, memang sudah diprediksi positif sehingga memperkuat ekspektasi tapering The Fed lebih awal. Durable goods AS sudah diprediksi membaik ke level 0,5% dari publikasi sebelumnya -0,2%.
Jobless Claim meski diprediksi memburuk ke 331 ribu dari pekan sebelumnya 323, dua data lainnya positif. Antara lain, laporan sentimen konsumen AS diprediksi di 73,1 dari sebelumnya 72. "Indeks Chicago PMI juga penurunannya akibat imbas negatif shutdown pemerintah AS selama Oktober, mungkin hanya terbatas,"
lanjutnya, minat para investor terhadap aset-aset berisiko secara keseluruhan masih positif, khususnya di pasar modal negara-negara maju. "Kondisi ini, masih menjaga perpindahan arus modal dari pasar aset negara emerging ke negara maju,
Apalagi, dengan adanya indikasi stabilitas politik di Jerman. Terutama setelah tercapai kesepakatan partai koalisi utama di antara Merkel dengan partai oposisi. "Lalu, ada juga jaminan deposit lebih lanjut di China. Apalagi, laju pertumbuhan ekonomi Inggris masih stabil di teritori positif,.
Dia menegaskan, beberapa data dari AS, Zona Euro, dan Inggris memicu perpindahan hot money dari dalam negeri ke pasar aset negara maju ataupun beberapa negara Asia yang memiliki fundamental ekonomi lebih baik.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS

Sepanjang perdagangan, level terlemah rupiah di level 11.880 dan terkuat 11.775 dari posisi pembukaan 11.790 per dolar AS.