IHSG melemah dan rupiah ditutup stagnan. Pasar melihat, kenaikan BI rate tak cukup untuk mengimbangi tapering oleh BankSentral AS, The Fed. Seperti apa?
Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, ternyata, kenaikan BI rate ke 7,5% tidak serta merta mendorong penguatan rupiah. Pasar melihat, kenaikan BI rate itu belum cukup untuk mengantisipasi tapering yang akan dilakukan oleh bank sentral AS, The Fed, pada Desember 2013.
"Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terlemahnya 11.670 setelah mencapai level terkuatnya 11.580 dari posisi pembukaan 11.590 per dolar AS,
Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (13/11/2013) ditutup stagnan di level 11.590/11.600 per dolar AS.
Hanya saja, lanjut Ariston, rupiah kembali mendatar. Sebab, pelemahan rupiah sudah mendekati level-level terlemahnya. Karena itu, resitance terdekat di 11.660. "Angka ini sudah ditembus, tapi kelihatannya masih kuat,
Namun demikian, Ariston mengingatkan, arah pelemahan berikutnya adalah 11.700 per dolar AS yang merupakan level terlemah September 2013. Sebab, kata dia, pasar bukan hanya melihat efek dari tapering the Fed yang pertama tapi juga tapering-tapering bulan-bulan berikutnya setelah Desember 2013. "Jika tapering pertama dimulai, selanjutnya akan ada tapering lagi,
Meskipun, lanjut dia, yang jadi patokan pasar tetap adalah data-data ekonomi AS yang membaik untuk mengambil kebijakan tapering berikutnya.
"Paling tidak, lagi-lagi tapering pertama, membuka peluang tapering-tapering The Fed selanjutnya," timpal dia. "Pasar khawatir, hot money mengalami reposisi dengan keluar dari pasar terlebih dahulu,
Alhasil, rupiah stagnan meski dolar AS melemah tipis terhadap mayoritas mata uang utama. Tapi, dolar AS menguat terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa).
Indeks dolar AS melemah tipis ke 81,14 dari sebelumnya 81,141. "Terhadap euro, dolar AS juga masih ditransaksikan menguat tipis ke 1,3433 dari sebelumnya di level US$1,3435 per euro,
Dari bursa saham, Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan, IHSG sudah masuk kisaran target yang dibuatnya untuk jangka pendek di 4.275-4.325. “Problemnya, bursa regional memperlihatkan kecenderungan untuk terus bergerak turun,”
Pada perdagangan Rabu (13/11/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG
) ditutup melemah 65 poin (1,48%) ke posisi 4.315,641. Intraday terendah 4.284,03 dan tertinggi 4.358,487.

Kondisi itu, lanjut dia, diperparah oleh investor asing yang berposisi net sell hingga Rp554,1 miliar. “Artinya, aksi jual asing, sepertinya juga masih belum kepingin surut,
Kalau dilihat, lanjut Satrio, ini adalah fase krisis di mana orang baru ‘mulai jualan’. “Sepertinya, nanti saya baru belanja kalau orang sudah memasuki fase ‘kena forced sell’,
Dia menjelaskan, pelemahan IHSG menembus suport di 4.275-4.325. “Kalau tembus, arahnya di sekitar 4.175. Gap di 4.190-4.225, itu target minimal kalau 4.275-4.325 ini tembus,
Bottom market di mana? Satrio mengaku tidak tahu persis. “Tapi, saya masih keukeuh dengan pendapat, bahwa ‘closing IHSG akhir tahun tetap berada di kisaran 4.400– 4.800′. Karena itu, koreksi kali ini adalah kesempatan untuk belanja jangka panjang. Problemnya: di mana bottom dari tren turun kali ini, masih terlalu buram untuk dibilang,
Satrio sendiri mengaku punya posisi saham sekitar 5%. “Itu sengaja saya ‘sangkutkan’ untuk mengingatkan saya untuk belanja,