Bursa sahamAsia berakhir mixed pada perdagangan Selasa (17/12/2013). Padahal data ekonomi AS dan Eropa mengabaikan spekulasi tapering Fed dalam pertemuan nanti malam di AS.
Data Indeks Pembelian Manajer (PMI) dari Markit Flash untuk zona Eropa mengalahkan ekspektasi dengan menunjukkan 52,1 di bulan November. Sementara produksi manufaktur AS naik 1,1 persen di bulan November. Angka ini menjadi lonjakan terbesar sepanjang tahun 2013.
Indeks bertahan di area positif setelah Jepang meningkatkan anggaran militer untuk melawan China. Indeks Shanghai turun 0,4%, indeks Nikkei naik 0,8%, indeks Hang Seng turun Rp0,2%, indeks Kospi naik 0,2% dan indeks ASX menguat 0,2%. Demikian mengutip cnbc.com.
Indeks Shanghai berakhir di level terendah dalam satu bulan terakhir dan menjadi indeks terlemah di Asia. Pemicunya produsen baja mengkhawatirkan shutdowns tahun depan. Sebab Beijing mencoba mengatasi kelebihan kapasitas. Saham Boashan Steel trun 1 persen dan Maanshan Iron turun 0,6%.
Sedangkan kekhawatiran ketatnya likuiditas membebani sentimen di bursa setelah ChinaBanking Regulatory Commission meminta ban untuk menjaga likuiditas di tahun 2014.
Indeks ASX di Sydney menguat setelah pemerintah menyatakan defisit anggaran bisa membengkak menjadi 47 miliar dolar Australia pada akhir bulan Juni 2014.
Penguatan terjadi pada indeks Kospi di Seoul berakhir positif setelah menyentuh level terendah dalam tiga bulan terakhir. Saham telekomunikasi memimpin penguatan seperti KT naik 1,5 persen dengan pencalonan mantan presiden Samsung, Hwang Chang, Gyu sebagai CEO SK Telecom.