:::: MENU ::::

Senin, 23 Desember 2013

  • 12/23/2013
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) awal pekan tren IHSG masih memperpanjang keberadaannya di zona. Indeks belum mendapat sentimen positif.

Kepala Riset PT Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, adanya imbas negatif dari rilis data-data Jepang dan China yang di bawah estimasi pelaku pasar. Hal ini, membuat laju bursa saham Asia terkoreksi dan memberikan imbas negatif pada laju IHSG. "Lalu nilai tukar rupiah yang terus mendekati area oversold turut memberikan tambahan sentimen negatif," ucap Reza kepada INILAH.COM di Jakarta, Minggu (22/11/2013).

Reza menjelskan, selama sepekan mengalami peningkatan 20,73 poin (0,50%) atau lebih baik dari pekan sebelumnya yang turun 5,96 poin (0,14%).

Beberapa indeks juga mengalami kenaikan, seperti, indeks JII menguat 1,35%, IDX 30 naik 1,10%, dan LQ45 sebesar 0,97%. Namun, untuk laju indeks sektoral mayoritas bergerak variatif di mana indeks aneka industri dan indeks industri dasar memimpin penguatan dengan kenaikan masing-masing 3,74% dan 0,83%. Di sisi lain, indeks properti menurun 1,70, perkebunan 3,36%, dan indeks keuangan turun 0,29%.

Sementara itu, sepanjang pekan kemarin asing mulai melakukan aksi beli senilai Rp268,06 miliar. Atau lebih baik dari pekan sebelumnya yang nett sell senilai Rp413 miliar.
IHSG sepanjang pekan kemarin dihadapkan pada dua sisi mata uang yang berbeda, yakni satu sisi mendapat sentimen positif dengan pemulihan ekonomi AS dan Eropa yang terus berjalan hingga rilis pertemuan FOMC untuk memulai tappering off pada Januari 2014.

"Di sisi yang lain IHSG juga harus menghadapi sentimen dari dalam negeri berupa laju rupiah yang masih terpenjara di zona merah,
A call-to-action text Contact us