Penguatan dolar AS dinilai sudah terfaktorkan pada saham-saham properti yang punya beban utang dalam mata uang pamansam ini. Sekarang, tinggal bangkitnya saja.
Pada perdagangan Rabu (11/12/2013) saham PT Lippo Karawaci (LPKR) menguat Rp10 (1,12%) ke Rp900; PT Alam Sutera Realty(ASRI) menguat Rp5 (1,08%) ke Rp465; PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA) stagnan di Rp205; dan PT Modern Land Realty (MDLN) menguat Rp5 (1,26%) ke Rp400.
Pengamat pasar modal Sem Susilo mengatakan, secara fundamental keempat saham tersebut termasuk bagus. “Adapun, soal pelemahan rupiah ke atas 12.000 per dolar AS, sudah price in dalam koreksi harga saham-saham ini belakangan,
Sekarang, kata Sem, pasar tinggal menunggu untuk kebangkitan saham-saham tersebut. “Secara fundamental, faktor utang dalam dolar AS sudah tidak bermasalah. Saham-saham tersebut sudah berada pada harga yang sangat bawah dan berada di bawah harga valuasinya,” tandas dia.
Lihat saja, lanjut dia, Price to Book Value (PBV) LPKR di level 1,7 kali. “Ini sudah termasuk rendah sekali. Sebab, rata-rata industrinya di level 3 kali,” timpal dia.
PBV saham KIJA di level 1 kali, ASRI 1,9 kali, dan MDLN 1,7 kali. “Padahal, rata-rata valuasi di sektor properti 3 kali. Jadi, level harga saat ini sudah price in kondisi market dan penguatan dolar AS tinggal menunggu momentum bangkitnya saja dari saham-saham itu,
Saat ini, trending sektornya adalah komoditas perkebunan dan pertambangan. “Jika mautrading, fokuslah pada saham-saham di sektor komoditas terlebih dahulu. Tapi, bukan berarti sektor non-komoditas jelek. Tinggal menunggu momentumnya saja,
Secara ekonomi, Sem optimistis, Indonesia tetap menjadi negara yang luar biasa. Sektor properti dan infrastruktur tetap menjadi sektor pendukung. “Dalam sepekan ke depan, saham-saham di sektor properti diperkirakan sudah mulai bangkit,” ucapnya. “Sebab, posisi IHSG sudah mendekati support-nya. Turun 1-2 hari lagi, setelah itu sudah bisa bangkit.”
Jadi, dia mengambil benang merah, momentum saham-saham properti, salah satunya adalah saat trending di sektornya. Kedua, adalah BI rate yang diumumkan pada 12 Desember 2013. “Jika BI rate tidak naik, akan jadi momentum yang positif bagi sektor properti,
Momentum ketiga adalah paket stimulus lanjutan dari pemerintah yang sudah diumumkan Senin (9/12/2013). “Karena pasar melihatnya positif, saham-saham properti juga positif. Momentum-momentum tersebut bisa dicermati untuk masuk saham-saham properti,
Di atas semua itu, menurut Sem, LPKR menarik beli di Rp850-860 dengan target trading di Rp1.000 dalam 1-2 pekan dan target semi intvesting, jangka menengah 3 bulan, ke Rp1.200. “ASRI, beli di Rp445-455 dengan target trading di Rp600 dan target semi investing di Rp750,
KIJA beli di Rp195-200 dengan target jual trading di Rp225 dan semi investing di Rp250. Terakhir, MDLN bisa beli di Rp370-375 dengan target trading 425 dan target semi investing di Rp500. “Semuanya tidak masalah. Masalah dolar AS sudah price in. Saham-saham tersebut sudah murah sekali,