:::: MENU ::::

Kamis, 16 Januari 2014

  • 1/16/2014
Rencana akuisisi Pertamina atas PGAS dinilai positif karena bisa meningkatkan efisiensi distribusi gas perseroan. Bagaimana prospek harga sahamnya?
Pada perdagangan Rabu (15/1/2014), saham PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) ditutup melemah 50 poin (1,13%) ke posisi Rp4.370. Intraday terendah 4.350 dan tertinggi 4.475.
Asep Muhammad Saepul Islam, investor independen, yang biasa dipanggil Kang Amsi, mengatakan hal itu kepadaINILAH.COM, Rabu (15/1/2014). Menurut Kang Amsi, di satu sisi, akuisisi tersebut akan menambah jaringan distribusi gas seiring masuknya Pertagas yang dimiliki Pertamina. Akibatnya, distribusi gas nasional menjadi lebih efektif dan efisien.
Namun demikain di sisi lain, kata dia, akuisisi tersebut akan menimbulkan perubahan struktur kepemilikan modal sehingga saham investor ritel kemungkinan akan terdilusi. "Akan tetapi, secara fundamental, aksi korporasi tersebut sangat positif untuk pertumbuhan bisnis gas perseroan dalam jangka panjang," timpal dia. Bagaimana prospek harga saham PGAS? Berikut ini penjelasan lengkapnya:
PGAS merupakan satu dari tujuh emiten yang selalu masuk sepuluh besar saham dengan kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia sejak delapan tahun silam. Enam saham lainnya adalah PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT Astra Internasional (ASII), PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Unilever Indonesia (UNVR).
“Hal ini menunjukkan bahwa PGAS termasuk salah satu blue chip yang layak dicermati pergerakannya,” ujarnya.
Dari 24,241,508,196 lembar saham yang beredar, 56,97% diantaranya dimiliki Pemerintah dan 43,03% sisannya oleh masyarakat (15,86% oleh investor lokal dan 84,14% oleh investor asing).
Kinerjanya yang solid dengan rata-rata pertumbuhan laba bersih sekitar 30% merupakan daya tarik tersendiri bagi investor. PGAS tercatat sebagai salah satu emiten yang rajin bagi deviden dengan yield yang cukup menarik selama 5 tahun terakhir ini.
Untuk tahun buku 2008, PGAS membagikan dividen sebesar Rp 41,74/lembar saham, kemudian berturut-turut sebesar Rp154,20 (2009), Rp154,44 (2010), Rp134,62 (2011) dan terakhir untuk tahun 2012 sebesar Rp202,77. Indikator kinerja lainnya juga di atas rata-rata, misalnya Return on Equity (RoE) rata-rata 5 tahun terakhir 44,47%. 
A call-to-action text Contact us