Hingga penutupan sore, IHSG diprediksi melanjutkan pelemahan dalam support 4.160 dan resisten 4.250 seiring minimnya insentif positif. Namun, tujuh saham bisa dimainkan.
David Sutyanto, analis riset First Asia Capital mengatakan, tekanan jual yang kembali berlanjut kemarin membuat IHSG terkoreksi 54,854 poin (1,3%) ditutup di 4.202,809. “Aksi jual terutama melanda saham pertambangan, perkebunan dan perbankan,”
Koreksi ini terjadi, kata dia, di tengah minimnya insentif positif dan diterapkannya peraturan perdagangan baru dengan fraksi harga yang baru. “Dari eksternal, pasar saham Asia yang umumnya ditutup di teritori negatif turut berimbas ke perdagangan saham kemarin,”
Kondisi itu, lanjut dia, dipicu data aktivitas sektor jasa China Desember yang mengalami penurunan. Indeks China Non-Manufacturing turun ke 54,6 dari bulan sebelumnya 56. Ini merupakan angka terendah sejak Agustus 2011. “Harga komoditas yang ikut melemah merespons hal tersebut membuat tekanan atas saham tambang dan perkebunan,”
Sedangkan dari sentimen domestik, pernyataan Menteri Keuangan yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2013 melambat hanya berkisar 1,4%-2% (qoq) turut menekan IHSG. “Nilai transaksi di pasar reguler kemarin hanya mencapai Rp2,68 triliun dengan asing mencatatkan nilai penjualan bersih Rp188 miliar,” .
Sementara Wall Street tadi malam ditutup di teritori negatif merespons data ekonomi yang keluar seperti indeks sektor jasa AS Desember turun ke 53 dari bulan sebelumnya 53,9 dan di bawah ekspektasi 54,6. “Indeks DJIA dan S&P masing-masing melemah 0,27% dan 0,25% ditutup di 16.425,10 dan 1.826,77,”
Melanjutkan perdagangan hari ini, David memperkirakan, pergerakan IHSG masih berpeluang terkoreksi menyusul minimnya insentif positif. “IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4.160 dan resisten di 4.250,” tuturnya.
Secara teknikal, support indeks berada di level 4.160 dan support kedua di angka 4.120. Di sisi lain, resisten pertama di angka 4.250 dan resisten kedua di posisi 4.270.
Di atas semua itu, David menyodorkan tujuh saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah
1. Saham PT Astra Internasional (ASII) dalam kisaran Rp6.600-6.950, sell on strength, stop loss di Rp6.500;
2. Saham PT Benakat Petroleum Energy (BIPI) dalam kisaran Rp110-116, buy on weakness, stop loss di Rp108;
3. Saham PT Adaro Energy (ADRO) dalam kisaran Rp900-980, buy on weakness, stop loss di Rp880;
4. Saham PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dalam kisaran Rp2.025-2.150, buy on weakness, stop loss di Rp2.000;
5. Saham PT Unilever Indonesia (UNVR) dalam kisaran Rp26.100-27.900, trading buy, stop loss di Rp25.500;
6. Saham PT Vale Indonesia (INCO) dalam kisaran Rp2.075-2.300 buy on weakness, stop loss di Rp2.000; dan
7. Saham PT Alam Sutera Realty (ASRI) dalam kisaran Rp425-455, buy on weakness, stop loss di Rp415.