Laju IHSG Senin (24/2/2014) diprediksi berada pada support 4.608-4.627 dan resistance 4.656-4.668. Inilah saham-saham pilihannya.
Pada perdagangan Jumat (21/2/2014) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 47,93 poin (1,04%) ke posisi 4.646,153. Intraday terendah 4.613,899 dan tertinggi 4.650,46.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan net buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell.
“Rilis penurunan tipis inflasi bulanan dan Philadelphia Fed manufacturing index dapat diimbangi oleh rilis penurunan initial jobless claims, kenaikan markit manufacturing PMI, dan consumer spending AS. Semua itu memberikan imbas yang cukup positif pada laju bursa saham Asia sehingga sebagian besar melaju positif,
Tak ketinggalan, lanjut dia, IHSG pun turut menghijau meski banyak penilaian posisinya yang boleh dikatakan rawan profit taking yang berujung pelemahan. “Akan tetapi, IHSG mampu menepis itu semua dan membuktikan bahwa IHSG masih kokoh di zona hijau,
Masih adanya aksi beli, terutama investor asing pada beberapa saham perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), dan PT Bank Central Asia (BBCA) memberikan tambahan sentimen positif.
Begitu juga dengan pembelian asing pada saham-saham konsumer seperti PT Gudang Garam (GGRM), PT Kalbe Farma (KLBF), dan PT Indofood CPB Sukses Makmur (ICBP) serta lainnya. “IHSG mampu menghijau sepanjang perdagangan,
Labih jauh Reza memperkirakan, pada perdagangan Senin (24/2/2014) IHSG akan berada pada support 4.608-4.627 dan resistance 4.656-4.668. “Indeks berpola menyerupai three white soldier sentuh upper bollinger bands (UBB),
Moving Average Convergence-Divergence (MACD) melanjutkan kenaikan dengan histogram positif yang naik tipis. The Relative Strength Index (RSI), William's %R, dan Stochastic mencoba bertahan dari downreversal.
IHSG sempat di bawah tipis kisaran resisten 4.615-4.625, tapi mampu melampauinya sehingga memberikan peluang kenaikan lanjutan. “Tetapi, peluang tersebut dapat berkurang bila tidak didukung sentimen yang ada. Tetap waspadai potensi downreversal karena aksi profit taking (bila ada),