Direktur Teknologidan Pengembangan PT DirgantaraIndonesia (PTDI), Andi Alisjahbana menyatakan kandungan lokal badan Pesawat N219 60% sisanya 40% sedangkan mesin pesawat 100% masih import.
"Target kita menuju 60 persen kandungan lokal pesawatnya, Barang-barang sistem seperti mesin seluruhnya kita import. Kita banyak membangun sturkturnya saja, badan si pesawat buatan Indonesia," ucap Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI Andi Alisjahbana di Lantai 3 Kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN),
"Target kita menuju 60 persen kandungan lokal pesawatnya, Barang-barang sistem seperti mesin seluruhnya kita import. Kita banyak membangun sturkturnya saja, badan si pesawat buatan Indonesia," ucap Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI Andi Alisjahbana di Lantai 3 Kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN),
Saat ini Indonesia belum mampu membuat mesin pesawat terbang namun hanya merancang bangun pesawat saja. Ia juga mengatakan bahwa nantinya pembuatan roda pesawat N219 akan menggunakan bahan lokal yang ada di Indonesia. Tujuannya untuk mengurangi impor bahan baku pesawat terbang.
"Buat Pesawat N219 kita pengen lebih, jadi nantinya, roda untuk mendarat akan kita buat dan bahannya berasal dari Indosnesia,
Namun, pembuatan roda itu tidak dilakukan PT Dirgantara. Pihaknya akan menggandeng sub kontraktor lainnya untuk pembuatan tersebut.
Andi juga mengakui bahwa pembuatan pesawat di Indonesia masih kalah dengan luar negeri. PTDI akan membuat rancangan Pesawat N219 lebih mudah sesuai dengan ketersediaan produksi Indonesia.
"Kita akui kemampuan produksi Indonesia berada di bawah dibandingkan luar negeri. Jadi caranya, design sedemikian rupa buat di Indonesia seusai dengan produksi Indonesia. Kelebihannya rancangannya," imbuhnya.
Selain itu, pihak Dirgantara meyakini pesawat N219 yang dirancang oleh anak bangsa ini sangat cocok dengan penerbangan perintis yang di Indonesia. "Dirancang oleh Isinyur PTDI digunakan di Indonesia terutama dirancang untuk perintis. Kita yakin cocok dengan kita," tuturnya.
"Buat Pesawat N219 kita pengen lebih, jadi nantinya, roda untuk mendarat akan kita buat dan bahannya berasal dari Indosnesia,
Namun, pembuatan roda itu tidak dilakukan PT Dirgantara. Pihaknya akan menggandeng sub kontraktor lainnya untuk pembuatan tersebut.
Andi juga mengakui bahwa pembuatan pesawat di Indonesia masih kalah dengan luar negeri. PTDI akan membuat rancangan Pesawat N219 lebih mudah sesuai dengan ketersediaan produksi Indonesia.
"Kita akui kemampuan produksi Indonesia berada di bawah dibandingkan luar negeri. Jadi caranya, design sedemikian rupa buat di Indonesia seusai dengan produksi Indonesia. Kelebihannya rancangannya," imbuhnya.
Selain itu, pihak Dirgantara meyakini pesawat N219 yang dirancang oleh anak bangsa ini sangat cocok dengan penerbangan perintis yang di Indonesia. "Dirancang oleh Isinyur PTDI digunakan di Indonesia terutama dirancang untuk perintis. Kita yakin cocok dengan kita," tuturnya.