Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN), Dahlan Iskan menyebutkan bahwa PT Timah kinerjanya baik serta mulai membaik.
"Pokoknya bagus, karena Direksi PT Timah tahan uji terhadap ancaman dan tekanan, itu luar biasa. Saya memuji sekali ketahanan jiwa dan fisik kepada Direksi PT Timah dalam tekanan di dalam maupun di luar tanpa melibatkan sistem, karena harga timah internasional yang tinggi banyak yang menyerah," ujar Dahlan dalam Rapat Pimpinan di Kantor Pusat PT Angkasa Pura II (Persero), Cengkareng, Kamis (6/3/2014).
Mantan Dirut PT PLN itu mengatakan nantinya, PT Timah segera membuat pilot project atau proyek perencanaan. Selama ini hanya Tiongkok (China) dan negara-negara barat yang cukup besar yang menghasilkan Logam Tanah jarang (LTJ) di seluruh dunia.
Oleh karena itu, PT Timah bekerjasama dengan Batan yang merupakan lembaga negarauntuk membangun pabrik pengolahan logam tanah jarang (rare earth). "Bisa menggunakan untuk keperluan bahan baku barang-barang elektronik. Tahun ini kita membangun rare earth dan itu mahal dan sangat diperlukan untuk di dunia modern, karena tidak semua negara mempunyai rare earth," ucapnya.
Lebih lanjut, kata Dahlan, bisa memproduksi rare earth yaitu Rp20 miliar dari timah untuk investasi rare earth itu karena labanya besar, dan mampu dari sisi keuangan maupun teknologi untuk membangun pengolahan Logam tanah jarang (LTJ).
"Empat unsur LTJ yang akan dikembangkan karena memiliki nilai tinggi, produknya yaitu unsur Lantanum (La), Cerium (Ce), Praseodimium (Pr), dan Neodimium (Nd). Empat ini yang kita produksi walaupun volumenya tidak besar, tapi sangat mahal. PT Timah skalanya ratusan ton sudah sangat mahal dibandingkan dengan emas