Dalam sepekan terakhir, IHSG hanya menguat 0,01%. Padahal, investor asing masih mencatatkan net buy sebesar Rp1,6 triliun sehingga total sejak awal tahun jadi Rp32,73 triliun.
IHSG dalam sepekan terakhir nai 0,59 poin (0,01%). Akan tetapi, kenaiakan tersebut lebih rendah dibandingkan sebelumnya yang menguat 80,48 poin (1,67%). Semua indeks utama hampir mayoritas melemah yang dipimpin indeks DBX (-0,41%) diikuti indeks JII (-0,06%), indeks IDX30 (-0,04%), dan indeks utama lainnya.
Penguatan hanya dialami MBX (+0,08%). Sementara indeks sektoral bergerak variatif di mana penguatan dipimpin indeks pertambangan yang naik +3,82%; indeks infrastruktur (+1,68%); indeks perkebunan (+0,64%); dan indeks aneka industri (0,41%). Sementara pelemahan dipimpin indeks industri dasar -2,36%; indeks konsumer dan manufaktur yang masing-masing turun -1,03% dan -0,99%.
Reza Priyambada, kepala riset Trust Securities mengatakan, IHSG mampu bertahan menghijau sepanjang sepekan kemarin. “Sekalipun tipis, IHSG masih menorehkan angka positif selama sepekan kemarin,
Sepanjang pekan kemarin, lanjut dia, laju IHSG cenderung sideways seiring maraknya aksi jual dari para pelaku pasar. “Meskipun juga diimbangi dengan masih adanya daya beli sehingga IHSG pun tidak berubah tren,
Berbagai sentimen mulai dari imbas pergerakan laju bursa saham global hingga kian terdepresiasinya rupiah turut mewarnai laju IHSG selama pekan kemarin. “Sepanjang pekan kemarin, asing masih tercatat net buy sebesar Rp1,80 triliun atau lebih tinggi dari pekan sebelumnya senilai Rp1,60 triliun,
Jika dihitung sejak awal tahun, sampai dengan pekan kemarin posisi asing tercatat net buy Rp32,73 triliun yang melanjutkan net buy pekan sebelumnya senilai Rp 30,93 triliun.
Lebih jauh Reza menjelaskan, IHSG tampaknya tidak mampu mempertahankan posisinya di zona hijau di awal pekan. “Padahal banyak pelaku pasar yang berharap IHSG masih memiliki peluang untuk melanjutkan kenaikannya bertepatan dengan perayaan Hari Kartini,” ucapnya.
Secara kebetulan, lanjut dia, pelemahan tersebut seiring dengan datangnya Walikota Surabaya, Risma, ke BEI dalam rangka Kartini Session dengan tamu dan undangan BEI. Selain itu, belum ada kepastian dan kejelasan dari Jokowi dalam mengumumkan pasangan cawapresnya meski sudah banyak pemberitaan ada 3 calon nama potensial cawapres.
“Tetapi, bukan karena itu penyebab pelemahan Kami lebih melihat pelemahan yang terjadi lebih dikarenakan berkurangnya volume beli karena IHSG sudah mengalami kenaikan dalam beberapa hari, kembali melemahnya nilai tukar rupiah, dan imbas dari variatif cenderung melemahnya laju bursa saham Asia,
Di sisi lain, masih adanya aksi beli dari pelaku pasar sempat membuat IHSG perlahan mulai bangkit dan mampu kembali ke zona hijau. “Meski saat itu dibarengi dengan pelemahan laju nilai tukar rupiah, IHSG masih dapat menghijau seiring tidak adanya berita negatif signifikan yang mengharuskan IHSG untuk melemah dan masih adanya pemberitaan terkait pembagian dividen, ekspektasi kinerja emiten kuartal I-2014, maupun aksi korporasi positif lainnya,
Negatifnya laju bursa saham Asia yang dimotori Indeks HSI, Shanghai, dan indeks saham Asia lainnya memberikan pengaruh yang kurang baik bagi IHSG sehingga peluang bertahan di zona hijaunya meski tipis pun tidak terjadi. “Pelaku pasar bukannya menambah aksi beli malah menambah aksi jual sehingga IHSG pun gagal melanjutkan positif,
Apalagi beredar kabar mengenai beberapa penyebab terdepresiasinya rupiah sehingga semakin menambah sentimen negatif. Kondisi itu diikuti dengan masih variatif cenderung melemahnya laju bursa saham Asia dan masih adanya hasrat untuk mengamankan posisi. Semua itu, memberikan sentimen negatif.
“Tidak banyaknya saham-saham big caps yang berada di jalur hijau dan mulai berkurangnya transaksi beli asing meski masih tercatat net buy membuat IHSG pun masih dibayangi aura merah hingga akhir pekan,