:::: MENU ::::

Senin, 15 Desember 2014

  • 12/15/2014

1. IHSG Sudah Temukan Momentum Naik

Setelah menguat 25 poin, penguatan IHSG berkurang dan ditutup hanya naik 7 poin ke 5.160. Memang ada tekanan jual, tapi ini biasa saja, karena IHSG sudah relatif naik. Tekanan jual itupun, bersifat jangka pendek.

Tekan turun ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor perekonomian global. Dari dalam negeri, tidak ada yang signifikan berpengaruh ke pasar. Saya percaya IHSG sudah menemukan momentum untuk naik. Hanya saja, di tengah kenaikan tersebut, pasti ada koreksinya juga

Window Dressing 15/12/2014 hingga 20/1/2015

Sejauh ini, window dressing belum terjadi. Secara historis, tiga tahun terakhir, window dressing terjadi setelah 15 Desember. Ini berdasarkan riset saya. Window dressing terjadi dari 15 Desember hingga 20 Januari tahun berikutnya. Jadi, window dressing terjdi di antara dua tanggal tersebut.
Dalam sepekan ke depan, saya melihat kecenderungan IHSG untuk terkoreksi terlebih dahulu sebelum nantinya naik hingga kisaran tanggal 20 Januari 2015. Karena itu, meski berpeluang terkoreksi sepekan ke depan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

3. Support-Resisten IHSG

Support sepekan ke depan, berada di level psikologis 5.100 dan resistance 5.200. Untuk target akhir tahun, 2014 bagi saya merupakan tahun recovery. 2014 bukan tahun breaking the record. Jadi, bukan menembus rekor. Karena itu, targetnya antara 5.100-5.200. Kalaupun naik ke level tertinggi, paling ke level tertinggi sebelumnya di kisaran 5.260-an yang merupakan rekor tertinggi pada Oktober.

4. Harga Minyak Bebani IHSG

Peluang koreksi IHSG sepekan ke depan, selain faktor profit taking, juga tidak ada berita penting apapun di dalam negeri. Koreksi IHSG lebih dipicu oleh faktor eksternal terutama harga minyak mentah dunia yang terus turun ke bawah US$60 per barel.
Begitu juga dengan perlambatan ekonomi selain negara AS seperti China dan Eropa. Meskipun, itu sebenarnya sentimen-sentimen yang umum terjadi dalam setahun terakhir. Yang jadi fokus utama adalah penurunan harga minyak ke US$58-an per barel.
A call-to-action text Contact us