Tujuh saham mendapat rekomendasi positif.
David Sutyanto, analis riset First Asia Capital mengatakan, minimnya insentif positif di pasar dan rendahnya minat melakukan transaksi beli membuat IHSG akhir pekan kemarin ditutup turun 29,296 poin (0,66%) di 4389,347.
“Selama sepekan IHSG terkoreksi 0,78% dengan transaksi rata-rata harian yang minim hanya mencapai Rp2,63 triliun di pasar reguler dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai Rp4,22 triliun,” Jakarta, Senin (7/10/2013).
Rendahnya minat bertransaksi sepekan terakhir, kata dia, lebih dipicu faktor eksternal. “Ini terkait dengan penghentian sementara pemerintahan Obama menyusul belum adanya kesepakatan antara Kongres dengan Gedung Putih terkait dengan anggaran dan batas utang di AS,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut dia, faktor positif sepekan kemarin lebih digerakkan dengan sentimen domestik. Inflasi Indonesia September minus 0,35%.
“Namun redahnya tekanan inflasi September dibayangi dengan berita yang kurang menggembirakan akhir pekan kemarin di mana Bank Dunia merevisi turun prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari 5,9% jadi 5,6% dan tahun depan jadi 5,3% dari proyeksi sebelumnya 6,2%,” papar dia.
Sementara Wall Street akhir pekan kemarin berhasil rebound. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,51% dan 0,71%. “Penguatan di Wall Street tersebut lebih dipicu respons positif pelaku pasar atas pernyataan elite partai Republik yang menguasai DPR AS yang tidak akan membiarkan AS default,” tuturnya.
Pernyataan ini meredakan kekhawatiran sepekan terakhir atas penyelesaian isu pagu utang AS menjelang tenggat waktu 17 Oktober mendatang. “Perkembangan positif tersebut akan memberikan ruang bagi aksi beli selektif hari ini,” ucapnya.
Lebih jauh, David memperkirakan, IHSG berpeluang menguat terbatas dengan resistance 4.430 sedangkan support di 4.370. “Support pertama IHSG 4.370 dan support kedua 4.340. Di sisi lain, resistance pertama indeks di 4.430 dan resistance kedua 4.470,” papar dia.
Di atas semua itu, David menyodorkan 7 saham pilihan.
1. PT Semen Indonesia (SMGR) dalam kisaran Rp12.700-13.500, buy on weakness, stop loss di Rp12.400.
2. PT Vale Indonesia (INCO) dalam kisaran Rp2.300-2.500, buy on weakness, stop loss di Rp2.250.
3. PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA) dalam kisaran Rp245-270, Trading Buy, stop loss di Rp240.
4. PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), dalam kisaran Rp2.200-2.350, Trading Buy, stop loss di Rp2.150.
5. PT Indah Kiat Pulp & Paper Corp (INKP) dalam kisaran Rp1.400-1.620, Trading Buy, stop loss di Rp1.380.
6. PT Indo Tambang Raya Megah (ITMG) dalam kisaran Rp27.400-29.000, buy on weakness, stop loss di Rp27.200;
7. PT Astra International (ASII) dalam kisaran Rp6.300-6.600, trading buy, stop loss di Rp6.150.