Hingga tutup 2013, perdagangan bursa saham diprediksi alami window dressing. Empat saham berfundamental kuat pun disodorkan mengantisipasi aksi poles saham tersebut.
Alfred Nainggolan, Kepala Riset PT Buana Capital Indonesia merekomendasikan bagi para pemodal untuk mengakumulasi saham-saham big caps yang sudah turun cukup dalam. Sebab, kata dia, hingga akhir tahun, kemungkinan indeks mengalami window dressing cukup besar.
Terutama, dia menyarankan saham-saham di sektor perbankan dan semen untuk short term momentum memanfaatkan window dressing hingga akhir 2013. “Kita optimistis akan terjadi window dressing. Sebab, dalam lima tahun terakhir, selalu terjadi window dressing pada Desember. Saya targetkan IHSG akhir tahun di 4.300-4.400,” katanya kepada INILAH.COM.
Pada perdagangan Jumat (6/12/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG
) ditutup melemah 36,11 poin (0,86%) ke posisi 4.180,788. Intraday terendah 4.161,023 dan tertinggi 4.204,377.

Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan net sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell. Berikut ini wawancara lengkapnya:
Mengakhiri pekan lalu, IHSG melemah 0,86%. Apa yang terjadi?
IHSG turun akhir pekan 36,11 poin. Sentimen yang mempengaruhinya lebih banyak berasal dari pelemahan nilai tukar rupiah. Sejauh ini, rupiah masih lemah di atas 11.950 per dolar AS. Tidak ada perubahan signifikan dari level sebelumnya yang sudah berada di level 12.000 per dolar AS. Karena itu, sentimen IHSG masih sama seperti 2-3 hari yang lalu.
Kenapa penurunan IHSG cukup besar dalam empat hari terakhir?
Menurut saya, ini karena memang volume transaksi di bursa saham kita yang relatif kecil. Akibatnya, rentang pergerakan IHSG menjadi lebar. Saat sentimen negatif dan transaksi kecil, IHSG lebih rentan untuk turun lebih besar.
Lantas, bagaimana Anda melihat arahnya sepekan ke depan?
Kemungkinan akan terjadi technical rebound cukup besar pada awal pekan. Sebab, indeks sudah melemah empat hari berturut-turut. Tapi, pada pertengahan pekan hingga akhir pekan, belum ada sentimen positif yang cukup kuat.
Bagaimana dengan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Kamis, 12 Desember 2013?
Jika BI rate masih bertahan di level 7,5%, bisa menjadi sentimen bagus bagi pasar. Tapi, jika BI rate dinaikkan, akan menjadi hal yang memberatkan bagi pasar. Saya sendiri, masih optimistis, BI rate masih dipertahankan di level 7,5% pada Desember.
Bisa jadi, pelemahan IHSG empat hari terakhir, bisa jadi merupakan antisipasi pasar atas BI rate, jangan-jangan terjadi kenaikan BI rate.
Level support dan resistance IHSG?
Dalam sepekan ke depan, support IHSG berada di level 4.010 dan resistance 4.315. Tapi, penutupan pekan ini, kemungkinan levelnya lebih tinggi dibandingkan penutupan pekan lalu, meskipun terjadi pelemahan dari pertengahan pekan. Sebab, saya optimistis BI rate bakal tetap dipertahankan di level 7,5% yang membuka ruang penguatan indeks sepekan ke depan.
Apa saran Anda untuk para pemodal di bursa saham?
Saya rekomendasikan saham-saham big caps yang sudah turun cukup dalam. Saham-saham itu, bisa diakumulasi. Sebab, hingga akhir tahun, kemungkinan indeks mengalami window dressing cukup besar. Saya sarankan akumulasi saham-saham berkapitalisasi besar dengan fundamental yang bagus dan sektor sahamnya bagus juga. Terutama, sektor perbankan dan semen untuk short term momentum memanfaatkan window dressing hingga akhir 2013.
Spesifik saham pilihan Anda?
Spesifik sahamnya, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Semen Indonesia (SMGR) dan PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Investor bisa langsung masuk di saham-saham ini karena memang indeks masih tertekan. Kita optimistis akan terjadi window dressing. Sebab, dalam lima tahun terakhir, selalu terjadi window dressing pada Desember. Saya targetkan IHSG akhir tahun di 4.300-4.400.
Saham-saham untu trading pendek?