Tren IHSG dinilai belum terlalu kuat untuk menunjukkan pembalikan arah menjadi bullish rally. Para pemodal disarankan menunggu hingga grafik benar-benar uptrend.
Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu mengatakan, jika mampu tembus menembus resistance,IHSG menunjukkan bullish. Setelah bearish, IHSG pernah menguat ke level tertingginya di 4.600-an. Jika indeks bisa tembus 4.510 dan bisa bertahan, lalu naik pelan-pelan, IHSG oke bullish. Indeks menunjukkan baby bull alias bullish tahap awal.
Menurut dia, jika tembus ke atas 4.510, naik ke 4.600, lalu turun lagi tapi 4.510 bertahan atau support 4.385 tidak terpecahkan ke bawah, IHSG berarti kuat. “Jika itu yang terjadi, ikuti saja. Saham-saham yang sudah breakout, jangan dijual dulu karena kenaikan indeks cukup kuat. Nanti, indeks akan kembali diuji di resistance 4.790-an. Jika indeks berhasil bertenger di atas 4.800, arah berikutnya adalah penguatan ke 5.200-an kembali,” katanya kepada INILAH.COM.
Pada perdagangan Jumat (7/2/2014) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 41,96 poin (0,95%) ke posisi 4.466,665. Intraday terendah 4.440,586 dan tertinggi 4.474,198.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan net buydengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell. Berikut ini wawancara lengkapnya:
Mengakhiri pekan lalu, IHSG menguat 0,95%. Bagaimana Anda melihat arahnya sepekan ke depan?
Kemungkinan di awal-awal pekan indeks akan mengalami profit taking dengan support IHSG di 4.385 jika 4.400 ditembus. Tapi, dilihat dari trennya, indeks masih punya harapan untuk melanjutkan penguatan dengan resistance di 4.500-4.600. Selama indeks tertahan di level 4.385 cukup bagus sepekan ke depan. Sebaliknya, jika tembus ke bawah 4.385, indeks berpeluang menguji support berikutnya di 4.285.
Jadi peluangnya?
Dalam sepekan ke depan, saya cenderung melihat arah IHSG untuk turun terlebih dahulu. Apalagi, kenaikan indeks belakangan ini terlalu cepat. Sebaiknya, pelan-pelan jangan cepat-cepat. Apalagi, posisi indeks sekarang di area dekat resistance. Jadi, lebih bagus kalau indeks turun terlebih dahulu di awal-awal pekan.
Selain profit taking, faktor apalagi yang berpengaruh pada pergerakan indeks sepekan ke depan?
Rilis laporan keuangan emiten full year 2013 akan jadi faktor penggerak indeks sepekan ke depan. Ancer-ancernya, beberapa laba emiten sudah dirilis. Rata-rata, earning report cenderung inline (sesuai ekspektasi pasar).
Tapi, IHSG berada di persimpangan, titik belok. Karena itu, tidak mudah menentukan arah berikutnya. Ada ancer-ancer naik dan ada ancer-ancer turun. IHSG di level 4.400 ke level 5.000 sebesar 600 poin. Lalu, ke level 3.800 juga jaraknya 600 poin. Kita di tengah-tengah—apakah mau belok kiri atau kanan. Untuk naik, IHSG butuh trigger yang kuat, entah itu apa. Bisa berupa kebijakan ekonomi. Tapi, kebijakan biasanya tidak instan.
Selebihnya, pasar tinggal menunggu perkembangan dari bursa regional. Karena itu, saya tetap melihat ada peluang kenaikan. Faktor-faktor eksternal juga akan berpengaruh. Entah itu dari Jepang, Eropa, atau dari AS. Atau juga dari dalam negeri soal pergantian Menteri Perdagangan. Jika penggantinya dinilai pasar bagus, bisa menjadi sentiment positif bagi IHSG meskipun sesaat.
Bagaimana dengan sentimen dari BI rate yang akan diumumkan BI pekan ini?
Soal BI rate yang akan diumumkan pada 13 Februari 2014, selama tidak ada keputusan yang signifikan, sifatnya biasa-biasa saja bagi pasar. Kecuali, jika BI rate dinaikkan agak tinggi, pasar akan kaget, atau BI rate diturunkan. Tapi, untuk diturunkan, peluangnya kecil dari level saat ini 7,5%. Pilihannya sekarang, antara naik atau tetap.
Ada lagi yang dinantikan pasar?
Yang juga masih ditunggu oleh pasar adalah faktor politik yaitu Pemilu Presiden (Pilpres) yang saat dilihat dalam konteks para calon presiden. Politik adalah faktor eksternal yang tidak berhubungan dengan emiten. Sejauh ini, pasar cenderung berharap Jokowi jadi Capres. Jika diumumkan saja, dia sebagai Capres, pasar akan mengalami sedikit euforia. Jika dalam pemilu benar-benar terpilih, pasar akan semakin euforia. Hasil survei, Jokowi sangat unggul. Terlepas, survei tersebut pesanan atau bukan. Jika Jokowi terpilih, Indonesia lebih baik dan bursa saham pun akan lebih baik.
Saham-saham pilihan Anda?
Untuk pilihan, saya suka saham-saham perbankan. Lalu, Jumat pekan lalu kalau saya lihat, saham-saham properti juga naik seperti PT Ciputra Development (CTRA) , PT Bumi Serpong Damai (BSDE), PT Alam Sutera Realty (ASRI), dan PT Bukit Sentul (BKSL).
PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik, PT Bank Mandiri (BMRI). Bisa saja dalam sepekan ke depan, gantian saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) yang naik. Untuk PT Bank Central Asia (BBCA) di level harga saat ini agak terbatas kenaikannya.
Yang second liner juga naik seperti PT Bank Tabungan Negara (BBTN) yang dirumorkan akan diakuisisi BBRI, hingga sahamnya naik 6%. PT Semen Indonesia (SMGR) juga naik. Untuk saham-saham big caps jika naik hingga di atas 1,5% sudah lumayan.
Bagaimana strategi trading pada saham-saham tersebut?
Jika saham-saham yang dipegang sudah mengalami kenaikan signifkan, profit taking saja dulu. Sebab, IHSG sepertinya belum akan ke mana-mana karena masih di daerah dekat resistance 4.500 sehingga rawan profit taking. Lalu, lirik saham-saham lain yang belum mengalami kenaikan yang berarti. Dalam situasi sekarang, saran saya, beli saham di dekat support dan jual di dekat resistance. Jadi, tetapkan strategi trading range.
Alasan Anda?
Sebab, tren IHSG belum terlalu kuat untuk menunjukkan pembalikan arah menjadi bullish rally. Tunggu hingga grafik benar-benar menunjukkan uptrend. Jika mampu tembus resistance, oke IHSG bullish.
Setelah bearish, IHSG pernah menguat ke level tertingginya di 4.600-an. Jika indeks bisa tembus 4.510 dan bisa bertahan, lalu naik pelan-pelan, IHSG oke bullish. Indeks menunjukkan baby bull alias bullish tahap awal. Jika tembus ke atas 4.510, naik ke 4.600, lalu turun lagi tapi 4.510 bertahan atau support 4.385 tidak terpecahkan ke bawah, IHSG berarti kuat.
Jika itu yang terjadi, ikuti saja. Saham-saham yang sudah breakout, jangan dijual dulu karena kenaikan indeks cukup kuat. Nanti, indeks akan kembali diuji di resistance 4.790-an. Jika indeks berhasil bertenger di atas 4.800, arah berikutnya adalah penguatan ke 5.200-an kembali.